Friday, January 18, 2013

Danur by Risa Saraswati

When I'm bored of my fvked life or something, I just need a book to fix it.
Somehow, it beats my bad mood and then brings me up to my good mood. 

Danur adalah buku terakhir yang saya baca waktu mood saya lagi jelek-jeleknya. Tadinya saya gak niat buat beli buku baru, tapi waktu liat Danur terpajang bak mannequin di rak buku Gramedia saya langsung jatuh cinta.

I thought it would be a very scary story, secara judulnya aja Danur. Mana cover-nya kayak buku jadul lecek gitu. But I was wrong. Setelah saya menelusuri lembar demi lembar, bab demi bab, Danur gak seserem judulnya.


Danur ini ceritanya gak biasa, menceritakan tentang seorang Risa Saraswati dan pengalamannya berjumpa bahkan bersahabat dengan makhluk-makhluk yang tak kasat mata alias hantu. Danur bukan cerita komedi atau parodi kisah para hantu. Danur menceritakan tentang hantu sebenarnya dan cerita-cerita yang pernah mereka alami sewaktu masih manusia.

Apa yang dialami Risa mungkin menakutkan, tapi dia menceritakan pengalaman-pengalaman uniknya dengan manis sehingga ketika saya membaca Danur sama sekali gak ada perasaan takut sedikitpun. Saya banyak tersenyum bahkan tertawa, sesekali menangis membaca tiap kata yang terukir dalam Danur.

Ada banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari seorang Risa Saraswati dan persahabatannya dengan lima hantu Belanda. Danur udah membuka mata saya tentang hidup, kehidupan, dan "kehidupan" setelah kematian.

Kalo saja mereka bisa bernafas, mereka sama seperti kita. Mereka juga butuh teman untuk mendengarkan keluh dan kesah mereka. Mereka bukan lelucon, mereka adalah makhluk yang butuh dihargai dan dimengerti.

Saya jadi kasian sama nasib para hantu yang hidupnya diparodikan hanya untuk kepentingan hiburan manusia semata. Gak berperikehantian tau gak. Kasta mereka sebagai kaum hantu jadi turun 99%. Coba kita pikirkan perasaan mereka, pasti tersayat-sayat, tercabik-cabik, terinjak-injak. Coba kalo hidup kita dibikin lelucon, sakit hati gak kita? Biar gimana juga, hargai donk hak asasi mereka sebagai hantu. Masa pocong dibikin kayak lolipop, kan unyuuu.

Yaudin deh, sekian dulu. Lama-lama kok merinding bulu romaku.

No comments:

Post a Comment